Kota yang (Layak) disebut Surga Traveler

Salam backpacker!
 
Yap ketemu lagi di postingan kali ini. Kali ini ada yang berbeda, mau tau kenapa? Karena aku bakalan ngebahas tempat yang baru beberapa bulan lalu aku kunjungi dan sering disebut Paris van Java. Bandung!
 
Sekilas... 
 
Udah pada tahu Bandung kan? Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibukota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk. Selain itu wisata yang ditawarkan di Bandung menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Karena atas dasar itulah akhirnya aku sepakat buat ke Bandung lagi (ini yang kedua setelah Januari 2012). Cerita kocak yang pertama baca DISINI.
 
14 Januari 2013. Hari dimana kami berempat yaitu sebut saja Greg, Gembul, dan Thiko (bukan nama sebenarnya) telah berkumpul di Stasiun Kereta Api Malang. Why we use the train? It so simple, because we want to enjoy the journey! Malang – Bandung merupakan rute yang panjang, dan pastinya melewati beberapa stasiun atau kota yang sayang untuk dilewatkan. Jogja contohnya.
 
15 Januari 2013. Good morning Paris van Java! Setelah hampir kurang lebih 15 jam perjalanan kami sampai juga akhirnya. Gerimis pun menyambut kedatangan kami di kota ini. Perjalanan kami menuju rumah Greg pun diwarnai dengan macet. Sudah menjadi kebiasaan macet berjam-jam disini jadi mau gimana lagi hahaha. Melepas penat seusai perjalanan dan macet kami beristirahat hingga sore. Malamnya kami memutuskan untuk keluar hingga akhirnya kesasar di Paris van Java Mall.

Selamat datang di Paris van Java
 
Setelah puas keliling-keliling sambil beli-beli sesuatu, kami melanjutkan ke Braga. Yap Braga yang terkenal dengan suasanan Bandung masa lalu sangat eksotis di malam hari. Beberapa tembok dengan gravitynya, tempat makan dan nongkrong, SPG yang menjajakan barang produk, bahkan ada beberapa bar dan tempat biliard bisa dijumpai di Braga ini (yang kuat iman aja ya disini, banyak godaannya).
 
Kehidupan malam di Bandung? Braga salah satunya

Salah satu gravity kreasi anak muda Bandung

Mau? Coba sendiri langsung

16 Januari 2013. Hari kedua teman kami dari Bekasi sebut saja Jo menyusul kami ke Bandung. Langsung saja kami keluar, tetapi hujan dan macet lagi-lagi menjadi hal yang tak dapat dihindarkan. Niat awalnya sih mau makan di Punclut yang terkenal dengan nasi merahnya. Alih-alih, yang ada malah kami kesasar dan berada di Cihampelas Walk. Padahal sudah pakai GPS, maklum navigatornya bermasalah. Tak terlalu lama kami di Ciwalk ini, kami melanjutkan tujuan ke Konferensi Asia Afrika atau yang biasa disebut dengan KAA. Nuansa Belanda sangat jelas terlihat dari beberapa desain bangunan bahkan tulisan yang dipakai pun masih menggunakan bahasa Belanda.

Salah satu tempat nongkrong yang katanya keren di Bandung

Di depan Museum Konferensi Asia Afrika

 
17 Januari 2013. Inilah tujuan kami sesungguhnya. Kawah Putih! Dari yang awalnya cuma bisa bermimpi dan melihat di televisi, kami bisa ke tempat ini. Kami mampir di rumah sahabat di Ciwidey, gak tahunya malah diajak buat petik strawberry secara langsung. Petik Strawberry Ciwidey ini kami lakukan meski lahan dalam keadaan basah setelah hujan.

Tinggal petik sepuasnya, bebas di sini, gratis pula
 
Setelah itu kami pun lanjut ke tujuan utama. Perjalanan menuju Kawah Putih mendadak dingin, tetapi tetap dengan suguhan panorama alam yang menakjubkan. Sampai Kawah Putih, dingin sudah tak kami hiraukan bahkan kabut dan gerimis sempat turun juga. Pemandangan disini benar-benar membuat kami takjub.

Selamat datang mimpi yang terwujud

Sesaat sebelum menuruni kawah, ingat selalu baca dan taati peraturan

Inilah kawah putih, suatu tempat seperti mati di belahan dunia yang lain

 
Puas menikmati keindahan alam di Kawah Putih, kami melanjutkan ke sebuah tempat tak jauh dari Kawah Putih yaitu Situ Patengan. Situ dalam bahasa Sunda berarti danau. Kami pun dibuat takjub melihat keindahan danau yang bersih dan tenang ini. Kami menyewa perahu dan mendayung sendiri mengelilingi danau ini. Banyak beberapa tempat kecil di sekitar danau ini, salah satunya Batu Cinta yang sempat kita kunjungi. Ada semacam mitos juga yang beredar di Situ Patengan ini terlebih di Batu Cinta ini. Akhirnya kami mendaki hingga ke puncak dari Batu Cinta ini dan..Amazing!! Pemandangan Situ Patengan dari atas bukit yang dikelilingi oleh bukit dibelakangnya membuktikan bahwa kuasa Tuhan begitu besar. Perjalanan kami akhirnya ditutup dengan mampir di Pemandian Air Panas Cimanggu. Melepas penat berendam air panas sejenak sebelum menutup perjalanan hari ini

Dari atas bukit di dekat Batu Cinta Situ Patengan

Eh kebetulan di Cimanggu ketemu mojang Bandung
 
18 Januari 2013.  Hari ini dua teman berpisah. Thiko ke Tangerang karena besoknya ke Palembang, serta Jo yang balik ke Bekasi. Perjalanan masih berlanjut, dan kali ini ke tempat yang awalnya tidak jadi. Saung Punclut begitulah tempat ini dikenal. Tempat yang terkenal dengan nasi merah nya. Sebagai gambaran tempat ini menawarkan panorama Bandung dari puncak di malam hari, kalau di Malang seperti daerah Payung di Batu.

Dari Saung Punclut bisa lihat pemandangan keren kayak gini
 
19 Januari 2013. Hari ini kami kedatangan teman kami dari Malang, sebut saja Tez. Tujuan kami hari ini adalah Gang Nata. Dari namanya pasti kalian berpikir bahwa suatu tempat kecil, kumuh, dan kotor. Semua itu salah. Tempat ini adalah surga buat pecinta pakaian, jaket, celana, sepatu dan distro terkenal. Brand terkenal seperti Petersaydenim, Volcom, Ripcurl, dan masih banyak lagi. Banyak yang kalian bisa dapatkan disini, dengan berbagai diskon dan harga terjangkau tapi kualitas tetap nomor 1. Dijamin gak bakal rugi dan nyesel beli barang disini. Perjalanan berlanjut menuju ke Gedung Sate. Dalam perjalanan ini, kami melewati sebuah jembatan yang terkenal di Bandung. Jembatan Pasupati atau Jalan Layang Pasupati adalah sebuah jembatan yang menghubungkan bagian utara dan timur Kota Bandung melewati Lembah Cikapundung. Panjangnya 2,8 km dan lebarnya 30-60 m. Apalagi ditambah dengan suasanan malam menambah eksotis jembatan ini.

Jembatan legendaris Kota Bandung

Eh, satenya nyangkut di atas tuh
20 Januari 2013. Tidak ada aktifitas lain bagi kami hari ini dikarenakan Hari Minggu. Saatnya pergi ke Gereja untuk tak lupa bersyukur. Hari Minggu ini pula kami gunakan untuk beristirahat sebelum memutuskan esok hari akan segera kembali ke Malang dan tak lupa membelikan oleh-oleh.
 
Banyak cerita selain tempat wisata, tak lupa beberapa wisata kuliner khas Bandung pun sempat kami coba diantaranya Gehu Pedas (semacam tahu isi ayam, tauge, dan rasanya sangat pedas), Lumpia Basah, Batagor Ikan, dan beberapa makanan lainnya. Jadi buat kalian jangan pernah takut dan ragu buat pergi dan mencobanya. Semoga pengalaman kali ini bisa menjadi inspirasi buat kalian ke depannya. Ingat semuanya itu berawal dari MIMPI. See you next time.

0 komentar:

Post a Comment

Sebelum pergi jangan lupa tinggalkan komentar, kritik, saran, dan share juga ke temen kalian ya. Apresiasi sekecil apapun bisa jadi punya pengaruh yang sangat besar bagi pembaca lain dan juga blog ini ke depannya. Terimakasih sudah mampir dan membaca :))

 

Loyal Followers

Backpacker Indonesia

KBMR