Awalnya aku merasa kebingungan memilih cerita apa yang baiknya aku tulis dan aku sampaikan tentang pendakian kali ini. Soal keindahan sudah banyak yang memaparkan, soal kemegahan juga sudah banyak yang menceritakan, soal kedinginan juga beberapa kali sempat di ulas monoton. Soal panjang dan lumayan lamanya trek menuju kesana juga sudah. Akan sangat membosankan jika terus diulang-ulang. Terlebih setelah film 5 cm ditayangkan, makin banyak pula yang hanya ingin terlihat keren layaknya Genta, Arial, Zafran, Ian, Riani, atau bahkan Dinda.
Akhirnya kali ini aku memutuskan untuk bercerita lebih banyak dari foto. Mengapa? Ya karena foto ini milik pribadi, hasil jepretan saat aku pergi ke sana bersama teman-temanku. Setiap foto pasti memiliki kenangannya tersendiri, menyimpan kisah dibalik goresan cahaya yang tergambar di dalamnya. Sama seperti pepatah "When a picture speaks a thousand words".
|
Jadi bagi yang belum pernah ke sini, di setiap pos itu ada yang jual gorengan dan semangka lho |
Setelah melalui pos satu dua dan tiga. Berkejaran dengan waktu kurang lebih lima jam menembus trek setapak berpasir, akhirnya aku melihatnya. Ya di sinilah aku berdiri di ketinggian dua ribu empat ratus atau lebih
tepatnya dua ribu tiga ratus sembilan puluh meter di atas permukaan
laut. Melihat indahnya salah satu surganya Gunung Semeru yang melegenda.
Selamat datang di Ranu Kumbolo!
|
Selamat sore, selamat datang di ketinggian dua ribu tiga ratus sembilan puluh meter di atas permukaan laut |
|
Menikmati sore dengan ditemani pemandangan kayak gini, sejenak meninggalkan riuhnya kota |
Malam hari kira-kira pukul sepuluh malam, saat semua sudah mulai beranjak masuk ke dalam tenda, aku bersama dengan beberapa temanku malah menarik matras membawanya keluar menuju tepian danau. Gilaaaa bro! Tiduran beratapkan bintang yang bertaburan di langit malam itu, sejenak membuat kita lupa bahwa suhu udara di sini sudah hampir nol derajat. Sempat sekali kami melihat bintang jatuh, sayang saat itu moment bintang jatuh gak sempat diabadikan di kamera. Tak butuh waktu lama untuk kami bertarung dengan dingin diluar. Satu jam di tepian danau, membuat badan ini bergetar menjadi-jadi. Kayak ditempeli balok es terus disembur kipas angin. Gitu tadi mau main kartu terus yang kalah buka baju. Cobain deh.
Udah ah, ngilu nih bayanginnya. Masuk tenda pasang sleeping bag. Selamat tidur semoga besok pagi Tuhan menyiapkan lukisan indahnya.
|
Dinginnya hampir nol derajat, tapi sayang di lewatkan |
|
Dua gunung dan matahari bersiap muncul di tengahnya, mengulang memori menggambar waktu SD |
|
Sekali lagi, selamat pagi Indonesia |
Terletak di ketinggian dua ribu empat ratus meter di atas permukaan laut, Ranu Kumbolo tak ubahnya merupakan sumber
air bersih bagi para pendaki Gunung Semeru yang tengah berkemah atau
yang akan mendaki ke Mahameru, puncak Gunung Semeru. Dengan debit air
yang melimpah dan tak pernah surut, Ranu Kumbolo menjadi titik
berkumpulnya para pendaki untuk mendirikan tenda. Di sana, para pendaki
biasanya berburu sunrise yang memang begitu mengagumkan. Matahari pagi
muncul di sela-sela dua bukit hijau berpadu dengan beningnya air danau
menjadi sebuah panorama yang tak terucap. Sungguh salah satu lukisan
Tuhan yang mahadahsyat.
|
Masih mau berdiam tidur dibalik sleeping bag di dalam tenda? |
|
Terlihat warna warni tenda para pendaki di tepian Ranu Kumbolo |
|
Udah beranjak siang, tapi pemandangannya masih bagus kayak gini |
|
Jalan-jalan berkeliling sepanjang danau melihat setiap jengkal keindahannya |
|
Pemandangan kayak gini enaknya dinikmati sambil minum segelas kopi |
|
Berdiri di sana, itu gak gampang. Takut nyebur, percayalah |
|
Jatuh cinta sama view kayak gini |
|
Percayalah, Indonesia itu surga! |
|
Semoga aku kembali ke sana. Sampai jumpa di lain waktu, Ranu Kumbolo |
Pesona Ranu Kumbolo emang gak ada habisnya...
ReplyDeleteWih di coment sama salah satu travel blogger favorit, terimakasih sudah mampir mas Indra :)
Deletebtw, penjual gorengan dan semangka itu terbilang masih baru lho di Semeru. taun 2011 kesana masih sepi, Mei 2012 kesana lagi juga masih belum ada. Baru pas akhir 2013 kmaren, eh shelter udah berasa warkop pindah :D
ReplyDeleteSerasa mendaki istimewa, semangkanya lumayan banget buat yang dehidrasi :)
DeleteGue belom pernah kesana.. Aarrggghhh :(
ReplyDeleteTunggu apalagi, buruan ke sanaaaa ditunggu ceritanya Arman :)
Deletehiks... kebentur ma kerjaan :D blm bs cutiii
DeleteSabar, semoga pas cuti bisa langsung kesana :D
DeleteRanu Kumbolo emang juara. Kesana lagi mau banget hahaha
ReplyDeleteAku juga mau Ari :(
Deletebtw minus 0 drajat itu gk ada sodara dika .... -_-
ReplyDeleteHampir nol derajat bukan nol kok, kan suhunya 5 derajat pas itu aku nanya ke pendaki lain. Makasih udah mampir :)
Delete