Kira-kira hari ini lima tahun yang lalu...
"Besok nganggur gak sama temen-temen band mu?" sebuah pertanyaan dari guru (gaul) ku yang membuat kening ini berkerut.
"Belum tahu pak, kenapa?" aku menyahut.
"Ya udah ikut camping Sahabat Alam ya, sekalian merayakan ulangtahun Sahabat Alam yang kelima. Nanti kalian ngisi acara, nyanyi-nyanyi gitulah kayak yang biasa kalian lakuin di sekolah. Gimana?"
Emang sih, masa sekolah terlebih SMA membuat aku menjadi pribadi yang lebih sering mengedepankan nongkrong sambil pegang gitar. Mau nongkrong di studio, di kelas, di koperasi, di ruang osis, di pojokan kantin yang udah jadi kayak basecamp, gelesotan di lorong sekolah, duduk di lapangan basket, di manapun di setiap sudut sekolah gak masalah yang penting bisa gitaran sambil nyanyi bareng temen-temen. Itu jauh lebih menyenangkan daripada harus mendengarkan guru ceramah di kelas, apalagi kalau gurunya pinter dongeng. Bosen!
Dulu gak ada sama sekali keinginan buat main-main ke alam, apalagi ikut ekstrakulikuler Sahabat Alam. Aku kenal musik jauh sebelum aku mengenal dunia luar, mengenal alam bebas seperti sekarang ini. Tapi gak tahu kenapa, kami spontan aja mengiyakan ajakan dari guruku yang juga menjadi pembina kegiatan Sahabat Alam ini. Pikir kami saat itu, lumayan main-main gratis sekalian kenalan sama adek kelas.
"Oke deh pak, kami ikut!" Jawab kami serempak.
Singkat cerita, malam yang cerah bertabur bintang menyambut kami untuk merayakan ulangtahun Sahabat Alam kali ini. Diawali dengan doa, evaluasi kegiatan yang selama ini sudah dijalani Sahabat Alam, dan tak lupa disertai harapan serta rencana kegiatan ke depannya dari setiap anggota Sahabat Alam yang hadir pada saat itu.
Aku yang pakai jaket hitam bersama temen-temen di ulangtahun Sahabat Alam |
Kami hanya melihat sambil bengong, gak tahu harus ngapain. Dipikiran kami saat itu hanya menghibur suasana malam lewat alunan suara dan iringan gitar sambil sesekali lirik kanan-kiri. Siapa tahu ada yang bisa diajak kenalan, iya asal gak Om Poci ajalah. Waktu beranjak larut malam, bintang mulai nampak, bulan pun mulai menunjukkan rupanya dan tak lupa api unggunpun perlahan mulai dinyalakan.
Menyalalah terus, kobarkan semangat yang tak pernah padam |
Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api Api Api Api Api Api
Api Unggun sudah menyala
Api Unggun adalah api pengobar semangat kebersamaan yang selalu menjadi kenangan sepanjang masa. Waulupun api unggun tidak ada bedanya dengan api-api lainnya yang terbuat dari kayu yang disusun bertumpuk. Lewat api unggun, acara ini memiliki aura sakral, wibawa, dan penuh rasa khidmat bagi setiap penikmatnya.
Bergandengan tangan, saling berjabat erat membangun persaudaraan |
Bercanda, bernyanyi, menari dalam satu lautan kebersamaan |
Api unggun di alam bebas bukan hanya menghangatkan badan, menerangi kegelapan, mengusir binatang buas, tapi lebih daripada itu api unggun bisa kalian gunakan buat sesuatu hal yang keren. Gak percaya?
Loncat yang lebih tinggi dong :p |
Biar greget, lepas baju dulu ah |
Tebak yang ini umurnya berapa? |
Atau tebak yang ini umurnya berapa? |
Don't try this at home, apalagi minta ijin ke ibu kalian. Jangan, bisa-bisa kalian dipanggang |
Tak terasa sudah pagi menjelang, istirahat sejenak berlapiskan sleeping bag lumayan membuat tenaga ini pulih kembali. Bersih-bersih menjadi hal yang wajib kami lakukan, saling merapikan membantu berkemas perlengkapan camping. Mengambil sampah yang terlihat sepanjang mata ini memandang, merapikan ranting dan kayu yang berserakan di tengah jalan, dan juga melantunkan doa sembari memberikan ucapan selamat tinggal buat tempat ini.
Selamat pagi, ayo bangun ayo bangun dan beres-beres |
Lambang Sahabat Alam terpasang di salah satu tenda kami |
Lebih daripada itu yang paling berkesan, acara ini mampu membuka pikiranku, mengenalkan aku pada kegiatan alam bebas yang nantinya bakal menjadi kegiatan yang sangat berarti bagi hidupku. Mengajarkan aku tentang manusia, alam, dan ciptaan-Nya. Mengajarkan aku cara bersyukur, menghargai setiap sudut kehidupan di luar sana yang bahkan mungkin selama ini tak aku pedulikan. Terimakasih Sahabat Alam, kalian mengajarkan aku banyak hal. Semoga kesempatan di waktu mendatang mampu mempertemukan kita lagi, tentunya bersama dengan nyala api unggun di tengah dingin dan gelapnya malam sama seperti lima tahun lalu.
Semoga semangat kita mencintai alam, tak pernah cepat padam sama seperti Api Unggun yang masih membara meskipun sudah "mati" ini |
Wuih.. loncatannya keren mas :D
ReplyDeleteTerimakasih Arman :)
DeleteEh, itu jalan betulan di atas bara?
ReplyDeleteIya betulan tanpa alas kaki, tapi jangan dicoba ya hahaha
Delete